Senin, 10 Januari 2011

PEMAIN NATURALISASI MEMBAWA TIMNAS SEMAKIN BAIK


Para pemain sepak bola naturalisasi yang berkeinginan bermain di Indonesia harus menjalani uji kelayakan dan kepatutan,Untuk hal-hal yang bersifat teknis, bagaimana pun mereka harus mengikuti fit and proper test. Sedangkan untuk masalah administrasi tentu harus diselesaikan lebih dulu. terkait dengan hadirnya beberapa pemain asal luar negeri yang masih merupakan keturunan Indonesia dan mereka berminat untuk memperkuat tim nasional Indonesia di masa datang. tidak mudah bagi mereka untuk benar-benar bisa masuk ke dalam atmosfir persepakbolaan Indonesia, mengingat status naturalisasi telah diatur oleh badan sepak bola dunia (FIFA), sementara pemerintah memiliki aturan UU No 20 tahun 2006. Di antara peraturan yang tercantum dalam UU 20/2006, kewarganegaraan seseorang dapat diperoleh dengan proses “pewarganegaraan”. Sementara menurut regulasi FIFA, seseorang bisa dinyatakan naturalisasi apabila didukung promotor atas sponsor di negaranya dan memiliki dua paspor. Masih ada ketentuan lain semisal seseorang memiliki keturunan darah dari kakek dan neneknya atau ayah dan ibunya. Sementara dalam aturan FIFA, seseorang yang sudah lima tahun berturut-turut berada di negara lain atau 10 tahun tidak berturut-turut berada di negara itu, maka dia bisa menjadi warga negara setempat. 

Penampilan menawan dua pemain naturalisasi, Christian”el Loco”Gonzales dan Irfan Bachdim pada laga perdananya saat menjamu Malaysia dan Laos di piala AFF membuat keduanya kini jadi idola baru di timnas Indonesia Christian Gonzales yang akrab disapa el Loco atau si Gila ini merupakan pemain berdarah Uruguay dan telah membela beberapa klub di tanah air dan menjadi top skor tiga kali. Tidak seperti el Loco yang menjadi bomber paling berbahaya di liga Super, Irfan justru tak bisa menampilkan kualitas di klubnya tapi berhasil menjawab tantangan pelatih Alfred Riedl di dua laga perdananya bersama timnas untuk melakukan naturalisasi pemain asing atau pemain yang berdarah Indonesia sudah menjadi kenyataan.
Sebelum era Christian Gonzales, ada seorang pemain asing yang berlaga di Liga Indonesia seperti Emanuel De Poras yang gemilang bersama PSIS pernah mengutarakan keinginannya untuk membela timnas. Kini De Poras main di Liga Italia walaupun divisi 3. Tentang keberhasilan naturalisasi, di Asia Tenggara yang berhasil adalah Singapura. Pemain-pemain naturalisasinya menunjukkan performa yang bagus bagi tim, seperti sebut saja Fachrudin Mustafic, Agu Casmir yang bagus bermain di timnas Singapura. Fenomena naturalisasi ini bukan sebuah hal yang aneh, bahkan sejak perhelatan piala dunia masa lalupun sudah banyak negara yang melakukan naturalisasi. Tujuannya tentu saja untuk mengangkat prestasi sepakbola negaranya. Seperti italia yang memakai jasa para pemain Meksiko. Dimasa kini, ada beberapa pemain naturalisasi yang menjadi bintang dinegara barunya. Sebut saja Deco di Portugal yang menjadi langganan pelatih disetiap even internasional Portugal. Di Jerman ada Boateng atau Podolsky yang sebenarnya keturunan Polandia. Dan masih banyak lagi. Fenomena Naturalisasi sudah mengglobal, tujuannya hanya satu, prestasi serta kehormatan negara.

Jika PSSI membuka sudah melakukan proses naturalisasi. Hanya saja, pertimbangankan pula bahwa pemain lokalpun sebenarnya memiliki potensi yang tidak kalah bagusnya dibanding pemain impor. Yang harus dibenahi sekarang adalah pembinaan dan organisasi PSSI itu sendiri. Akan menjadi sia-sia jika kita lakukan naturalisasi tetapi pembinaan serta organisasinya tidak mau berubah ke arah yang lebih baik. Naturalisasi harus diikuti oleh pembinaan yang dalam generasi sepakbola Indonesia. Jangan sekedar meraih prestasi instan, cepat, mudah tetapi tidak dipikirkan keberlanjutannya. Era naturalisasi pemain yang sudah dimulai ini semoga bisa mengangkat prestasi Timnas Indonesia.

Gaya Amerika latin dan Eropa yang kini menghiasi wajah timnas dan di tambah dengan talenta negeri sendiri membuat timnas kini semakin baik dan diharapkan menjadi titik bangkitnya Garuda di kancah internasional